31 March 2008

Enigma Endorsa

Semalam kau hadir bagai cahaya menerangi setiap pelusuk jiwaku.
Benak fikirku yang kian sepi dan terasing di lembah alpa kini disinari cahaya insaf.
Lantas kaki usaha ku pacu kembali.
Kujagai agar tidak sumbang bilamana langkah bermula .
Ku kenang kembali rentak perjuangan kekasihnya
Tanpa sedar titisan mutiara hati membasahi diri

Kaku kaki terhenti
Terpaksa bersaksi bisu
Pada kata yang tidak pasti
Istilah kata yang kian songsang
Beraja ! Berhantu !

Hujan airmata mungkin lebih berharga
Bilamana lopak duri meghiasi jalanan diri
Harus bilamana aku berdiri dan menanti
Akan detik kau muncul kembali
Akan ku sanjung diri yang itu
Diri yang mana ? Siapa?

Ha...ha... ha.... ketawalah lagi
Selagi kau masih bernafsu
Nanti sang tangis kan datang
Ayuh sembunyi diri di balik belukar palsu
Tembok yang lebih beerti bagimu.

Sesekali bilamana hati berkocak untuk berkata-kata hanya lembaran bisu menjadi mangsanya. Dan diri ini bagai terpanggil menitipnya buat tatapan. Rintihan hati bilamana topeng-topeng kepalsuan kian berleluasa. Pemberontakan kebenaran akan terus berlaku tanpa pernah putus malah bertali arus. Salahkan aku bilamana laungan takbir bergema di jiwaku tatkala menatap kemuliaan agamaku "diperkosa" tanpa belas .Hingga robek kesuciaannya.

1 Ulasan:

Mak Su said...

camner nak buat? menyorok ker berdepan?

Template by:
Free Blog Templates