"Allah Hu Akbar!....... Apa yang sudah terjadi. Kenapa lah sikap kamu tak berubah kamu mahu jadi apa?.....Astagfirullah.....". Titisan air jernih membasahi pipinya yang berkedut seribu. Sedih benar hatinya. Di sekanya agar tidak terus membasahi wajahnya.
"Mak, Amin minta maaf mak...Amin terpaksa lakukanya demi maruah kita mak!. Amin tidak sanggup melihat orang menghina kita! Jadi biarlah Amin pastikan bibir-bibir laknat itu tidak berkata-kata lagi."
"Amin......, mak tidak pernah mengajarmu bergini nak,......biarlah mereka menghina kita.....Allah sentiasa bersama kita nak......Iya mungkin juga perlu kita usaha supaya kita tidak terhina tapi bukan ini caranya nak," Si ibu lantas duduk di samping anaknya. Seketika hatinya bangga kerana anak ini mengerti akan harga sebuah kehidupan. Di usap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang dan tika itu jua kolam matanya bergenang lagi. "Bukan ini caranya nak" hatinya sayu.
" Habis cara apa lagi mak? Mereka semua itu binatang! Memang mereka tidak layak di hormati waimapun sebagai manusia. Hari ini biar mereka sedar mak masih punya harga diri.....bukan mereka yang beri kita makan........"dia bingkas bangun mengepal gemgam bola matannya bersaga seperti mana merah benci dendamnya. Ingin sahaja rasanya dia pergi lagi namun, pelukan kasih si ibu memadamkan api kebencian yang membara di dadanya. Lantas dia bingkas bangun menghela nafas berat dan berlalu meninggalkan si ibu merenung perjalanan hidup yang di tempuhi. "Ya Allah.....berikan lah hambamu ini kekuatan yang ketabahan dalam menghadapi ujian kehidupan mu...jadikanlah kami dari kalangan orang-orang yang engkau redhai..."hati kecilnya memanjatkan setulus doa buat Al Khaliq." Ya Allah telah kau ambil kembali suamiku....aku redha......Telah kau ambil kembali sihatnya tubuhku ini.....aku redha Ya Allah.....hanya satu ku pohonkan padamu Ya Allah......Tanamkan Sifat tabah dan sabar yang tak terhingga pada anakku Amin Ya Allah....Dia terlalul mentah dalam memahami hakikat kehidupan di bumi mu yang fana ini.........
1 Ulasan:
salam sedara,
"Hakikat kehidupan."
"Pencarian Hidup didalam Yang Hidup."
Begitu mendalam kata2 ini, tegak bulu roma bila membaca kata2 ini. Sudahkah saudara berjumpa dengan Yang Hidup?
Masihkah perlu mencari Hidup setelah berada didalam Yang Hidup?
"Memahami hakikat kehidupan" - boleh saudara terangkan apa itu hidup dan kehidupan dari pengalaman saudara. Mudah2an bertambah iman kita. Amiiin.
Post a Comment